Sabtu, 21 Agustus 2010

"Belum!"

TwitThis


Pada awalnya saya bukanlah sebuah cangkir. Pernah dalam hidupku saya hanya segumpalan tanah liat.

Kemudian Tuanku mengambil saya dan mulai menepuk-nepuk, menggenggam dan membentuk saya. Rasanya sangat sakit dan saya minta Dia berhenti.
Tetapi Dia hanya tersenyum dan berkata,
"Belum!"

Saya merasa mual dan hampir tidak tahan lagi, tetapi akhirnya Dia menurunkan saya.

Kemudian Dia menempatkan saya di atas pelarikan tukang periuk dan saya terus ikut berputar.

Saya tidak bisa memahami mengapa Dia membakar saya!

Saya berteriak dan meminta agar Dia berhenti, membiarkan saya keluar. Dengan samar-samar, saya dapat melihat Dia melalui kaca di pintu tanur api, tetapi Dia hanya tersenyum, menggelengkan kepala dan berkata,
"Belum!"

Tetapi tiba-tiba Tuanku mengangkat saya dan mulai mengampelas dan menyapu saya.

Kemudian Dia mengambil sebuah kuas dan mulai mengecat saya dengan berbagai warna yang menutupi diriku seluruhnya. Baunya begitu tajam sehingga saya mau pingsan.
Saya mohon agar Dia berhenti, tetapi Dia tersenyum terus dan berkata,
"Belum!"

Kemudian Dia memasukkan saya dalam tanur api yang lain, yang dua kali lebih panas dari pada yang pertama.

Saya yakin akan mati lemas. Saya memohon, mendesak, menangis, tetapi Dia terus hanya tersenyum dan berkata,
"Belum!"

Kemudian pintu tanur api dibuka lebar-lebar dan Tuanku berkata,
"Sekarang, sudah!"

Ia mengangkat saya dan menempatkan saya di sebuah rak untuk beristirahat.
Tidak lama kemudian Dia datang kepada saya dengan sebuah cermin dan mengajak saya untuk berkaca. Ketika saya memandang diriku, saya tidak bisa mempercayai mata kepalaku sendiri.

Saya berseru,
"Ah, cantik sekali cangkir ini!"

Kemudian Tuanku menjelaskan :
"Saya ingin agar engkau mengerti bahwa saya tahu engkau merasa sakit ketika saya menepuk-nepuk dan membentuk engkau. Saya tahu bahwa berputar-putar di atas pelarikan membuat engkau merasa mual. Namun, andaikata waktu itu saya berhenti, engkau pasti menjadi kering dan seterusnya akan tetap segumpalan tanah liat saja; tak bakal memiliki ciri-ciri pribadi dalam hidupmu."

"Saya tahu engkau kepanasan ketika saya memasukkan engkau ke dalam tanur api yang pertama. Namun andaikata saya tidak melakukannya, engkau tetap rapuh dan mudah sekali hancur."

"Saya tahu engkau merasa kurang nyaman ketika diampelas dan dicat. Tetapi andaikata saya tidak melakukannya, engkau tak akan pernah memliki warna apa pun dalam hidupmu."

"Satu hal lagi, saya sadari betul-betul bahwa tanur api yang kedua sungguh menyengsarakan engkau! Tetapi, mohon dipahami, andaikata saya tidak memasukkan engkau di dalamnya, engkau tak akan mampu bertahan dalam segala tekanan hidup."

"Kekuatanmu pasti tidak akan mampu bertahan lama, sehingga masa hidupmu menjadi sangat terbatas."

"Jadi, ketika engkau berpikir bahwa penderitaanmu sungguh amat berat, saya masih terus memperhatikan engkau. Sejak dahulu saya tahu engkau akan menjadi apa hari ini. Saya sudah membayangkan hasil akhir dari saat saya menyentuh engkau untuk pertama kali!"

Yesaya 64:8
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."

Unduh!

0 comments:

Posting Komentar

 

Follow My Journey

free counters

Tempat Ngoprek

Gw juga punya blog yang isinya tentang dunia TI dan sekitarnya...Pada berkunjungnya di Tempat Ngoprek

Hasil Ngoprek

Twitter Blog Templates © Copyright 2011 by My Journey | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks