Kisah Perangkap Tikus

0 comments
TwitThis
Baca Cerita

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"


Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...." Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"


Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"


Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"


Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"


Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata "
Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.


Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.

Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.
Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)


Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.
Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan.
Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.



Kalo ada yang belom tau gimana bentuknya tikus, bisa diliat di sini ... hehehehe...
Tikus asli



Tikus cantik




"Pentingnya Sebuah Kepedulian"


Saya mendapatkan 2 hal dari cerita diatas, yaitu tentang rasa kepedulian dan rasa egois.

Sebagai manusia kadang kita gak peduli tentang keadaan orang lain, ya saya juga terkadang begitu... hehehe ,,, kita merasa "biasa aja", toh bukan kita yang lagi susah...

Terkadang, kita hanya mementingkan diri kita sendiri (EGOIS), semua manusia punya sisi egois, yang parah itu kalo Egoisnya terlalu berlebihan...

Menolong orang yang sudah kita kenal aja rada-rada susah, apalagi membantu orang yang belom kita kenal sama sekali....hmmmm...bener kan???

Tapi setelah merenungi kisah ini, hendaknya kita mulai membangun rasa empati atau rasa peduli terhadap sesama, mulai belajar untuk peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, karena tidak ada salahnya membantu orang lain yang sedang kesusahan,

Melalui kisah ini, kita semua diajarkan untuk saling peduli dengan sesama kita, yang namanya peduli itu gak boleh setengah-setengah apalagi pilih-pilih...

Jadi, jika suatu saat nanti ada orang yang mengalami kesulitan dan mengira itu bukan urusan kita, sebaiknya dipikirkan kembali, karena "jika ada bahaya di dalam peternakan, maka seisi peternakan ada di dalam bahaya"
 

Follow My Journey

free counters

Tempat Ngoprek

Gw juga punya blog yang isinya tentang dunia TI dan sekitarnya...Pada berkunjungnya di Tempat Ngoprek

Hasil Ngoprek

Twitter Blog Templates © Copyright 2011 by My Journey | Template by BloggerTemplates | Blog Trick at Blog-HowToTricks